Do you like race? Jawabannya, "Enggak."
Kalau ikut race a.k.a. balap, artinya saya harus bangun terlalu pagi. Setidaknya untuk standar saya. Tidurnya pun tak nyenyak karena cemas soal race day. Gelisah.
Menyetir ke venue dalam kondisi mengantuk namun harus waspada karena di waktu-waktu berangkat race, para pengendara yang kelelahan dan yang dalam pengaruh alkohol juga pulang ke tempat tinggal masing-masing. Sampai venue, harus mencari parkir yang aman lalu menitipkan barang-barang ke panita.
Sampai di tempat, harus segera bersalin ke pakaian race. Memeriksa seragam, bib, gelang keikutsertaan, dan lain sebagainya. Gawatnya, karena excited, pasti kebelet ke kamar kecil di saat-saat yang menyebalkan. Misalnya, sudah bergerak ke starting line lalu kandung kemih mendadak terasa penuh, letak wc ternyata jauh, dan... antriannya sudah mengular di depan toilet.
Di starting line, harus berdesak-desakan menerobos kerumunan orang supaya mendapatkan tempat yang lega dan leluasa., supaya mendapatkan posisi yang tak terlalu di buntut kerumunan. Dalam kerumunan, seringkali saya harus menatap tanah. Alasannya, saya sering terserang anxiety ketika di berada di tengah-tengah orang banyak. Kalau berkembang jadi panik, that would be shit.
Ketika count down di mulai, itulah saat-saat ketenangan mulai tumbuh dalam hati. Saya akan mengucapkan, "I'll see you at the finish line," kepada yang menemani saya di garis start. Kemudian semua kekhawatiran hilang ketika mendengar suara yang ditunggu-tunggu itu, "Dor!"
Run like all hell break loose!
Semua yang saya khawatirkan hilang begitu saja. Tertinggal di jejak-jejak yang saya tinggalkan, terbasuh keringat yang mengucur deras, terbang terhembus nafas yang terengah-engah. Lalu lupa. Lalu trance.
Tersadar kembali ketika menerobos garis finis, gerbang timer. Wah, sudah selesai....
Saya pasti membalikkan badan, menunggu teman-teman yang juga ikut race. Melempar senyum dan bertepuk tangan memberi puji saat mereka melewati finish line. Rasanya enak. Senang berhasil finish enggak sendirian. Senang rasanya melihat mereka juga merasakan suatu kegembiraan, yang entah apa.
Tampaknya, biarpun saya enggak suka balap, alasan itu membuat saya sesekali rindu untuk kembali mengikuti race.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar